Calon arang atau biasa di sebut calonarang di bali adalah salah satu aset budaya bali dan spiritulisme bali yang tidak di miliki negara lain di dunia.
Pementasan drama tari calon arang yang sudah dilakukan selama puluhan tahun lamanya di Bali, merupakan salah satu tari yang bersifat spiritual selain sebagai hiburan.
Tari calon arang dipentaskan dalam upacara Odalan di pura Dalem (pura tempat berstananya Dewa Siwa dan istrinya Dewi Durga). Pementasan drama tari ini pun dilakukan pada tengah malam, tanpa nyala lampu sedikit pun, di pinggir kuburan dekat pura Dalem.
Sehingga bisa dibayangkan menonton pementasan drama tari ini, apalagi dengan adegan-adegan tertentu yang mampu membuat bulu kuduk merinding.
Namun pementasan drama tari ini selalu ditunggu masyarakat Bali karena mampu memberikan hiburan yang menaikkan adrenalin dan menjadi salah satu prasyarat spiritual dalam menutup upacara Odalan di pura Dalem.
Drama tari yang sebenarnya inti sarinya berkisah tentang kematian akibat ilmu hitam dan kemudian dilawan dengan ajaran agama ini memang sangat menarik dan unik.
Drama tari ini di pentaskan dalam upacara di pura Dalem untuk memuliakan Dewa Siwa yang bertugas mencabut nyawa manusia dan mengayomi para arwah setelah meninggal, dengan istrinya Dewi Durga, dewi yang mengayomi manusia penggemar dunia mistik, baik yang bersifat baik maupun jahat.
Kemistisan drama tari ini salah satunya karena menyertakan adegan kematian yang dipentaskan secara langsung oleh seorang penari khusus.
Penari yang mementaskan adegan ini adalah seseorang yang memang memiliki kelebihan (taksu) tertentu ,bahkan penari ini memang betul-betul meninggal pada saat pentas namun kemudian dihidupkan kembali pada adegan lainnya.
Bahkan baru baru ini ada pementasan calonarang sampai di kubur selama 4 jam lalu di hidupkan kembali oleh seauwunan (manipestasi dewa) begitu extrime dan menegangkan.
Dalam masyarakat Bali kisah-kisah kematian dengan cara seperti ini dianggap hal lumrah, sebab si penari memang sudah ditunjuk oleh Tuhan dan jika setiap saat nyawanya hilang akibat ngayah luhur/suci ini, maka ia pun telah siap.
Keluarga tidak pernah meributkan atau mempermasalahkannya sebab meninggal akibat menari spiritual sejenis ini, dianggap sebagai pengorbanan suci (yadnya).
Kisah mistis lainnya dalam drama tari ini adalah adegan para murid yang mempelajari ilmu hitam dengan gurunya yaitu Si Calon Arang.
Para penari ini benar-benar mengalami kesurupan seperti para murid ilmu hitam yang nyata.
Adegan ini pun mengundang para leak atau manusia yang suka dengan ilmu hitam untuk datang, sehingga adalah hal lumrah terjadi pemandangan mistis, di mana terjadi bola bola api yang meluncur di sekitar kuburan(setra) atau yang disebut perang api.
Bola bola api yang meluncur di udara itu diyakini sebagai wujud lain dari leak
Bola bola api ini dapat dilihat dengan mata telanjang oleh para penonton, dan sampai saat ini belum didengar kabar dapat melukai penonton. Bola api hanya berperang dengan sesama bola api lainnya.
Kisah mistis lainnya adalah adanya larangan bagi penonton untuk pulang di tengah drama tari ini.
Seorang penonton harus siap mengikuti adegan demi adegan dari awal hingga akhir (tengah malam hingga dini hari, pukul 4 atau 5 pagi).
Jika seorang penonton pulang atau meninggalkan areal sebelum drama tari ini berakhir, maka si penonton mesti siap dicegat oleh para leak.
Sehingga tak heran para penonton dengan tekun mengikuti gelar drama ini, dan tentu saja anak-anak dan bagi pengidap jantung dilarang menonton drama ini.
Selain hal hal di atas, rumah rumah di sekitar areal pementasan dilarang menghidupkan lampu, sebab para leak memang sangat menyukai keadaan gelap gulita.
Jika ada nyala lampu, maka ilmu hitam mereka tidak jadi.Demikian pula tidak ada satu kendaraan pun yang diijinkan lewat di jalan umum yang melalui areal kuburan.
Suara bising serta nyala lampu kendaraan dapat pula menganggu konsentrasi para leak. Para pelanggar tentu saja mesti bersiap dicari atau di hadang para leak.
Jika seorang penonton pulang atau meninggalkan areal sebelum drama tari ini berakhir, maka si penonton mesti siap di hadang oleh para leak.
Pada intinya masyarakat Bali bukanlah pemuja setan sebab mementaskan adegan-adegan ilmu hitam serta secara tidak langsung mengundang para penggemar ilmu hitam (leak) untuk hadir.
Namun dalam filosofi budaya Hindu Bali, dipercayai bahwa dunia ini terdiri dari dunia yang hitam (ilmu hitam) dan putih (ilmu putih). Kedua dunia yang hitam-putih itu menciptakan harmoni (keseimbangan) dalam kehidupan.
Kedua ilmu hitam dan putih itu, yang akan menimbulkan kesucian pada dunia ini. Pada akhirnya dipercayai bahwa ilmu putihlah yang menang, seperti juga yang tertuang pada drama tari Calon Arang ini.
No comments:
Post a Comment
Terimakasih Telah Berkunjung Dan Membaca artikel saya,Selamat Membaca.