Saturday 5 November 2016

YADNYA SEBAGAI SIMBUL KESEIMBANGAN HUKUM ALAM SEMESTA




Kata Yadnya berasal dari bahasa sansekerta, yaitu dari akar kata “yaj”yang artinya memuja, mempersembahkan, atau korban. Kemudian penulisandi indonesiakan dari Yajna menjadi Yadnya. Dalam kitab Bhagawadgita dijelaskan Yadnya artinya suatu perbuatan yang dilakukan dengan penuh keiklasan dan kesadaran untuk melaksanakan persembahan kepada Tuhan. Yadnya berarti upacara persembahan korban suci. Pemujaan yang dilakukan dengan mempergunakan korban suci sudah barang tentu memerlukan dukungan sikap dan mental yang suci juga.
Jika kita lihat dari tujuan pelaksanaan Yadnya yang dijelaskan diatas maka secara umum fungsi dari Yadnya adalah sebagai sarana untuk mengembangkan serta memelihara kehidupan agar terwujud kehidupan yang sejahtra dan bahagia atau kelepasan yakni menyatu dengan Sang Pencipta. Berdasarkan uraian diatas dapat dijabarkan fungsi dari pelaksanaan Yadnya, yaitu sebagai berikut:

  1. Sarana untuk mengamalkan Weda
  2.  
    Yadnya adalah sarana untuk mengamalkan weda dan dilukiskan dalam bentuk symbol atau niyasa.Yang kemudian symbom tersebut jadi relisasi dari ajaran agama hindu.
     

  1. Sarana untuk meningkatkan kualitas diri

Setiap kelahiran manusia selalu disertai oleh karma wasana. Demikian pula setiap kelahiran bertujuan untuk meningkatkan kualitas jiwatman sehingga tujuan tertinggi yaitu bersatunya atman dengan brahman ( brahman atman aikyam ) dapat tercapai. Dalam upaya meningkatkan kualitas diri, umat Hindu selalu diajarkan untuk buatan baik. Perbuatan baik yang paling utama adalah melalui Yadnya. Dengan demikian setiap yadnya yang kita lakukan hasilnya adalah terjadinya peningkatan kualitas jiwatman.

  1. Sebagai sarana penyucian

Dengan sebuah Yadnya sesuatu hal bisa disucikan seperti diadakannya Dewa Yadnya, Bhuta Yadnya, Rsi Yadnya, Pitra Yadnya dan Manusa Yadnya yaitu pada bagian-bagian tertentu mengandung makna dan tujuan untuk penyucian atau pembersihan.

  1. Sarana untuk terhubung Kepada Ida Sang Hyang Widhi Yadnya merupakan   sarana   yang  dapat

digunakan untuk mengadakan hubungan dengan Ida Sang Hyang Widhi Wasa beserta manifestasinya, seperti yang sering dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.

  1. Sarana untuk mengungkapkan rasa terima kasih

Dengan sebuah yadnya seseorang mampu mengungkapkan rasa syukur dan ucapan terimakasih kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, sesame manusia, maupun kepada alam, seperti yang sudah biasa  dilakukan dalam penerapan Panca Yadnya.
Bila direnungkan tujuan diadakannya sebuah Yadnya yaitu untuk membalas Yadnya yang dahulu dilakukan oleh Ida Sang Hyang Widhi ketika menciptakan alam semesta beserta isinya. Hal tersebut dapat kita lihat dari sloka dibawah ini: “sahayajnah prajah srishtva, paro vacha pajapatih, Anema prasavish dhvam, esha yostvisha kamaduk” Artinya: Pada zaman dulu kala Praja Pati (Tuhan Yang Maha Esa) menciptakan manusia dengan Yadnya dan bersabda.

Dengan ini engkau akan mengembang dan akan menjadi kamanduk (memenuhi) dari keinginanmu. Dari sloka di atas dapat kita lihat secara jelas, bahwa kita melaksanakan Yadnya atas dasar Tuhan mengawali menciptakan dunia besrta isinya berdasarkan Yadnuhan itu diteruskan agar kehidupan di dunia ini berlanjut terus dengan saling beryadnya.

 Bukankah akibat dari Tuhan berbuat Yadnya itu menimbulkan Rnam (hutang). Kemudian agar tercipta hukum keseimbangan, maka hukum itu harus dibayar dengan Yadnya (Tri Rna). Tri Rna ini dalam kehidupan sehari-hari dapat dibayar dengan pelaksanakan Panca Yadnya. Dimana Dewa Rna dibayar dengan Dewa Yadnya dan dibayar dengan Bhuta Yadnya, kemudian Rsi Rna dibayar dengan Rsi Yadnya, dan yang terakhir yaitu Pitra Rna dibayar dengan Pitra Yadnya dan Manusa Yadnya. Memang konsep Agama Hindu adalah mewujudkan keseimbangan.

 Dengan terwujudnya  keseimbangan berarti terwujud pula keharmonisan hidup yang didambakan oleh setiap orang didunia ini. Untuk terwujudnya keseimbangan tersebut dalam Umat Hindu diajarkan Tri Hita Karana yaitu tiga factor yang menyebabkan terwujudnya suatu kebahagiaan. Berkaitan dengan itu, dalam Bhagawadgita III.2 menyebutkan: “ishtan bhogan hivodeva, donsyante yajna bhavitah, tair dattan apradayabho, yobhunkte stena eca sah” Artinya: Dipelihara oleh

No comments:

Post a Comment

Terimakasih Telah Berkunjung Dan Membaca artikel saya,Selamat Membaca.